Bersama Dakwah |
- 11 Nasehat Ali bin Abu Thalib
- Hadits 30: Maksiat adalah Perbuatan Jahiliyah, Islam itu Indah
- Zionis Akui Pertukaran Tawanan adalah Kemenangan Hamas
- Sakinah Bersamamu
Posted: 18 Oct 2011 09:28 PM PDT Berikut ini adalah 11 nasehat Ali bin Abu Thalib yang penuh hikmah dengan bahasa yang sangat indah : 1. Sikap qanaah adalah milik yang paling berharga, kemuliaan akhlak adalah nikmat hidup yang smpurna 2. Orang yang banyak memberi akan banyak menerima 3. Seorang dai yang tidak beramal bagaikan memegang busur tanpa memiliki anak panah 4. Dosa yang paling besar adalah yang paling mengusik pelakunya 5. Aib paling besar adalah kembali melakukan kesalahan yang pernah dilakukan 6. Balaslah orang yang berbuat buruk kepadamu dengan berbuat baik kepadanya 7. Ketamakan adalah keburukan abadi 8. Orang yang tidak bisa bersabar akan dihancurkan oleh kesulitan 9. Binasalah orang yang tidak mengetahui kadar dirinya 10. Semangat adalah separuh keberhasilan 11. Orang yang sabar pasti menang, meski kadang butuh waktu lama tuk capai kemenangannya 11 nasehat Ali bin Abu Thalib di atas sudah di-tweet BersamaDakwah pada 16 Oktober 2011. Tidak ingin ketinggalan tweet seperti ini? Follow @BersamaDakwah sekarang juga :-) |
Hadits 30: Maksiat adalah Perbuatan Jahiliyah, Islam itu Indah Posted: 18 Oct 2011 05:19 AM PDT Alhamdulillah, pembahasan hadits Shahih Bukhari beserta penjelasannya kini memasuki hadits ke-30, masih berada di bawah Kitab Al-Iman (كتاب الإيمان). Hadits yang berisi pengalaman Abu Dzar ditegur keras oleh Rasulullah SAW ini mengajarkan kepada kita bahwa kemaksiatan, seperti mencaci seseorang dengan menghina ibunya adalah perbuatan jahiliyah yang harus ditinggalkan. Sebaliknya, Islam mengajarkan interaksi yang sangat indah kepada sesama, termasuk hamba sahaya. Karenanya, pembahasan hadits ke-30 Shahih Bukhari ini kita beri judul: Maksiat adalah Perbuatan Jahiliyah, Islam itu Indah. Berikut ini matan (redaksi) hadits Shahih Bukhari ke-30: عَنِ الْمَعْرُورِ قَالَ لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ بِالرَّبَذَةِ ، وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ ، وَعَلَى غُلاَمِهِ حُلَّةٌ ، فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ ، فَقَالَ إِنِّى سَابَبْتُ رَجُلاً ، فَعَيَّرْتُهُ بِأُمِّهِ ، فَقَالَ لِىَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - يَا أَبَا ذَرٍّ أَعَيَّرْتَهُ بِأُمِّهِ إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ ، إِخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ ، جَعَلَهُمُ اللَّهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ ، فَمَنْ كَانَ أَخُوهُ تَحْتَ يَدِهِ فَلْيُطْعِمْهُ مِمَّا يَأْكُلُ ، وَلْيُلْبِسْهُ مِمَّا يَلْبَسُ ، وَلاَ تُكَلِّفُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ ، فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ فَأَعِينُوهُمْ Dari Al-Ma'rur bahwa ia berkata, "Saya bertemu dengan Abu Dzar di Rabadzah. Beliau dan hamba sahayanya mengenakan pakaian (mantel) yang serupa. Kemudian saya bertanya apa sebabnya mereka mengenakan pakaian yang serupa. Abu Dzar menjawab, 'Aku pernah memaki seseorang dengan menghina ibunya. Lalu Nabi SAW berkata kepadaku, "Wahai Abu Dzar, apakah kau memaki dia dengan menghina ibunya? Rupanya masih ada dalam dirimu karakteristik jahiliyah. Para hambamu adalah saudara-saudaramu yang Allah titipkan di bawah tanggungjawabmu. Oleh karena itu, barangsiapa memiliki hamba sahaya, hendaklah hamba sahaya itu diberikan makanan yang dimakan dan diberi pakaian yang dipakai serta janganlah mereka dibebani dengan pekerjaan yang berada di luar kemampuan mereka. Jika mereka terpaksa mengerjakannya maka bantulah mereka." Penjelasan Hadits لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ بِالرَّبَذَةِ ، وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ ، وَعَلَى غُلاَمِهِ حُلَّةٌ ، فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ Abu Dzar yang dimaksud di sini adalah Abu Dzar Al-Ghifari. Sedangkan Rabadzah adalah sebuah perkampungan yang berjarak 3 mil dari Madinah. Lihatlah Abu Dzar Al Ghifari ini! Demikianlah para sahabat. Mereka mengamalkan apa yang telah diajarkan Sang Nabi meskipun berlawanan dengan tradisi dan dinilai banyak orang sebagai sesuatu yang merendahkan diri. Namun bagi orang yang mulia karena keimanan, tidak masalah jika pakaiannya sama dengan pakaian budak, apalagi sekadar anak buah atau bawahan. Justru dengan kerelaan memakai dan memberikan pakaian yang sama, nyatalah Islam mempersamakan derajat setiap manusia. Bahkan antara budak dan tuannya. Di kemudian hari, melalui berbagai upaya termasuk kaffarat, Islam secara besar-besaran menghapus perbudakan. Lihatlah Al-Ma'rur. Demikianlah semestinya para pecinta ilmu dan kebenaran. Ia menanyakan hal yang tak diketahuinya, yang besar sekali kemungkinannya ia mendapatkan manfaat dari sana: ilmu agama, juga pengamalannya. فَقَالَ إِنِّى سَابَبْتُ رَجُلاً ، فَعَيَّرْتُهُ بِأُمِّهِ Lihatlah Abu Dzar Al Ghifari sekali lagi! Ia tidak malu untuk menceritakan kesalahannya asalkan orang lain dapat belajar dari dirinya. Ia tidak menyembunyikan ilmu agar terhadap hadits Rasulullah SAW ini semua umat tahu. Meski dalam cerita itu ada kesalahan Abu Dzar. Sebab sahabat seperti Abu Dzar sadar bahwa orang yang baik bukanlah orang yang suci sama sekali dari kesalahan, namun orang yang menyadari kesalahannya, lalu memperbaiki diri dan tidak mengulangi. Dan itulah yang pernah dilakukan oleh Abu Dzar Al-Ghifari. Ia memaki seseorang. Dalam sebuah riwayat, orang itu adalah Bilal bin Rabah, ketika Abu Dzar berselisih dengannya. Maka Abu Dzar yang kala itu marah memaki Bilal; يا بن السوداء (wahai anak orang Negro). Makian seperti itu mungkin dianggap wajar oleh manusia di zaan sekarang. Namun Islam menegaskan bahwa segala makian bisa menyakiti perasaan, apalagi ketika nadanya menghina ibu yang seharusnya dimuliakan. فَقَالَ لِىَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - يَا أَبَا ذَرٍّ أَعَيَّرْتَهُ بِأُمِّهِ إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ Kini lihatlah Rasulullah! Rasulullah demikian marah dengan hinaan seperti itu keluar dari lisan orang beriman seperti Abu Dzar. Maka beliau menegaskan bahwa menghina ibu seseorang adalah perbuatan jahiliyah. Betapa tegasnya Rasulullah dan betapa tegasnya Islam itu. Ia tak pandang bulu. Siapa yang salah harus dibetulkan. Siapa yang bengkok harus diluruskan. Dan hakikat sesuatu harus diungkapkan. Bahwa hinaan seperti itu adalah perbuatan jahiliyah yang harus dihindari dan ditiadakan. Mengapa? Sebab Islam –sekali lagi- sejak pertama kali didakwahkan telah membuat aturan istimewa bahwa semua manusia berderajat sama. Baik orang Arab maupun non Arab. Baik yang berkulit putih maupun hitam. Islam datang dalam rangka menghapuskan penghambaan dan penyembahan manusia kepada manusia lainnya. Dan penghambaan itu biasanya bermula dari pemuliaan satu kelompok manusia dan penghinaan kelompok lainnya. Islam tidak memperbolehkan perbuatan jahiliyah semacam itu. Namun demikian, meskipun menghina yang merupakan kemaksiatan dan segala kemaksiatan merupakan perbuatan jahiliyah, ia tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam; sepanjang bukan kesyirikan. Inilah aqidah Islam. Inilah yang diajarkan Rasulullah yang tetap memperlakukan dan menyayangi Abu Dzar setelah mengingatkannya. Dan inilah yang ingin disampaikan Imam Bukhari dalam hadits ini. Bahwa klaim khawarij tidak benar dan tidak dapat dibenarkan. Khawarij menyatakan bahwa segala kemaksiatan, segala perbuatan jahiliyah, mengeluarkan manusia dari Islam dan membuatnya kekal di neraka. إِخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ ، جَعَلَهُمُ اللَّهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ ، فَمَنْ كَانَ أَخُوهُ تَحْتَ يَدِهِ فَلْيُطْعِمْهُ مِمَّا يَأْكُلُ ، وَلْيُلْبِسْهُ مِمَّا يَلْبَسُ ، وَلاَ تُكَلِّفُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ ، فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ فَأَعِينُوهُمْ Subhaanallah! Lihatlah ajaran Islam ini! Ajaran mana yang lebih indah daripada ajaran ini. Ideologi mana yang lebih humanis daripada ideologi ini. Petunjuk mana yang lebih mulia daripada petunjuk ini. Bahkan budak dipersamakan derajatnya dengan saudara dan harus diperlakukan dengan mulia. Lalu bagaimana halnya dengan pembantu, anak buah, bawahan, pegawai, dan karyawan? Bukankah mereka lebih berhak untuk diperlakukan secara manusiawi dan didekati dengan interaksi yang memuliakan? Oh, di manakah kebaikan paham komunis yang menghendaki kemenangan kaum proletar di atas puing-puing kehancuran kelompok lainnya. Dan dimanakah kebaikan paham kapitalis yang demi keuntungan korporasi membiarkan rakyat kecil terampas hak-haknya. Kalau demikian, mengapa kita tidak bergerak untuk memperjuangkan kembali Islam yang indah ini. Apakah kita menunggu orang lain yang kita sebut pahlawan untuk datang dan membantu? Percayalah, mereka takkan pernah datang. Bahkan, mereka telah hadir di sini. Sebagiannya sedang membaca hadits ini. Pelajaran Hadits Pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini diantaranya adalah: 1. Diantara karakteristik para sahabat adalah mengamalkan dengan sungguh-sungguh hadits Rasulullah SAW yang telah didengarnya serta memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah dilakukannya; 2. Tidak boleh memaki seseorang dengan menghina ibunya; 3. Menghina ibu adalah perbuatan jahiliyah. Demikian pula kemaksiatan dalam arti yang luas, baik mendurhakai perintah maupun melanggar larangan Allah; 4. Kemaksiatan atau perbuatan jahiliyah tidaklah mengeluarkan pelakunya dari agama, kecuali kemaksiatan atau perbuatan yang tergolong kesyirikan; 5. Derajat manusia dalam Islam adalah setara. Tidak ada manusia yang boleh dihina oleh manusia lainnya baik dengan alasan warna kulit maupun suku bangsa; 6. Islam mengajarkan agar memperlakukan budak secara manusiawi dan terhormat, apalagi kepada orang-orang merdeka; 7. Tidak boleh membebani budak dengan pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakannya, apalagi terhadap pegawai atau karyawan yang bukan budak. Kalaupun terpaksa melakukan pekerjaan yang memberatkan, hendaklah pimpinan/majikan juga turut membantunya sehingga pekerjaan itu menjadi ringan karena ditanggung bersama. Demikian hadits ke-30 Shahih Bukhari dan penjelasannya, semoga kita dihindarkan dari perbuatan jahiliyah, dimudahkan untuk menjalankan Islam yang begitu indah, serta ikut berkontribusi dalam memperjuangkannya melalui dakwah. Wallaahu a'lam bish shawab.[] KEMBALI KE HADITS 29 LANJUT KE HADITS 31 |
Zionis Akui Pertukaran Tawanan adalah Kemenangan Hamas Posted: 18 Oct 2011 03:04 AM PDT Kepala Dinas Intelijen Dalam Negeri Israel "Shabak" (Shin Bet), Yoram Cohen memprediksi bahwa kesepakatan pertukaran Gilad Shalit dengan pembebasan 1027 tahanan Palestina akan mendorong kelompok-kelompok Palestina untuk menculik lebih banyak lagi tentara Israel. Penasihat Perdana Menteri Israel untuk Urusan Keamanan Nasional, Yakub Amidror mencatat bahwa pertukaran tawanan itu menghasilkan sejumlah poin keuntungan bagi Hamas. Seorang kolumnis Zionis, Ben Caspit, bahkan menilai pertukaran tawanan merupakan bentuk penyerahan yang memalukan. Karena "Israel" datang berlutut di depan Hamas. Sedangkan analis partisan, Ben Dror Yemini, menilai kesepakatan pertukaran ini merupakan sebuah kemenangan besar bagi Hamas. Seperti diberitakan sebelumnya, Hamas dan Israel sepakat untuk mengadakan pertukaran tawanan. Gilad Shalit, salah seorang serdadu Israel yang telah ditawan selama lima tahun di Gaza, dibebaskan oleh Hamas dengan syarat Israel membebaskan 1.027 tawanan Palestina. Seperti dilanda putus asa karena gagal menemukan Shalit di wilayah yang luasnya hanya 360 Km2 serta atas tekanan keluarga Shalit, pemerintah Zionis menyepakati pertukaran itu. Sementara itu, menyambut kedatangan tawanan Palestina yang bebas dari penjara Israel, Selasa (18/10), sebanyak 600 wartawan dari 250 media dari berbagai negara telah bersiap di Gaza untuk meliput. [AN/bsb] |
Posted: 18 Oct 2011 12:24 AM PDT Judul Buku : Sakinah Bersamamu Penulis : Asma Nadia Penerbit : Asma Nadia Publishing House Cetakan Ke : 8 Tahun Terbit : Agustus 2011 Tebal Buku : xii + 344 halaman *** Dari semua buku yang telah dibahas Bersama Dakwah, Sakinah Bersamamu termasuk jenis buku baru. Sebab buku ini adalah gabungan dari fiksi dan nonfiksi. Ada 17 cerpen di dalam buku ini. Setelah satu cerpen selesai, diikuti dengan hikmah cerita yang disebut Asma Nadia sebagai "Bijak Berumahtangga Melalui Cerita." Seperti penuturan Asma Nadia sendiri dalam pengantar, sebenarnya dari 17 cerpen dalam buku ini, hanya cerpen terakhir berjudul Sakinah Bersamamu yang benar-benar baru. Sedangkan 16 cerpen lainnya pernah dimuat dalam buku-buku Asma Nadia lainnya. Meskipun demikian, pembaca akan menemukan "rasa" yang berbeda dari sebelumnya, karena 17 cerpen pilihan ini telah disusun sedemikian rupa untuk menciptakan benang merah agar dari semua cerita dapat ditangkap makna dan nilai untuk lebih bijak berumah tangga. Kemudian di-closing dengan catatan yang ingin dikomunikasikan Asma Nadia untuk menghadirkan "cermin utuh" dari tiap cerita. Pada cerita pertama "Rahasia Mas Danu", misalnya. Setelah cerpen selesai, kita disuguhi tiga halaman Bijak Berumahtangga Melalui Cerita di bawah judul Berbeda Itu Pelangi. Dengan gaya bahasa yang ringan dan santai, Asma Nadia mengajak kita bercermin dari cepren Mas Danu agar melihat perbedaan karakter sebagai sebuah kewajaran. Dan, sangat mungkin terjadi jika suami bertipe seperti Mas Danu yang pendiam dan tertutup, sedangkan sang istri bertipe seperti Eni yang ekspresif. Solusi menghadapi problem rumah tangga dihadirkan Asma Nadia dalam catatan-catatan Bijak Berumahtangga Melalui Cerita itu. Misalnya untuk mempertahankan hubungan jika suami istri berbeda karakter layaknya Mas Danu dan Eni, Asma Nadia memberikan dua pilihan. Pertama, mendekatkan karakter mereka dengan pasangan. Kedua, saling menerima keadaan masing-masing. "Secara pribadi saya tertarik dengan pilihan pertama," demikian Asma Nadia secara halus memberikan rekomendasi tanpa menggurui. Pada cerpen kedua, kita akan bertemu dengan Nita yang sangat berbakti pada Her, suaminya. Semua pekerjaan rumah tangga dan anak-anak sukses dirampungkan Nita dengan sempurna. Hanya saja, sang suami merasa ada hal yang kurang dari istrinya yang salihah itu; penampilan. Sang suami sempat berpikir negatif untuk mencari apa yang ia sebut "kegilaan". Ini karena ia dihinggapi "kebosanan" terhadap istri yang tampil sederhana, bahkan dengan baju yang lusuh dan lama. Semacam kehilangan "gairah bercinta". Untungnya ia tak melangkah terlalu jauh untuk kemudian kembali kepada keluarga dengan kesadaran baru: cinta. Setelah cerpen sebelas halaman ini selesai, Asma Nadia mengajak pembaca –khususnya para istri- untuk bercermin bersama dari cerpen itu melalui catatannya bertajuk Cantik di Mata Suami. Belasan tips dihadirkan Asma Nadia untuk para istri agar tetap cantik di mata suami walau pernikahan telah berjalan lama dan anak-anak telah banyak jumlahnya. Diantaranya untuk mempensiunkan baju-baju lama apalagi yang robek, di hadapan suami. Ketika berduaan di rumah hanya dengan suami, istri bisa memakai pakaian minimalis alias seksi. Untuk perawatan wajah, bisa memakai resep-resep tradisional yang tak kalah khasiatnya daripada perawatan modern yang mahal. 15 cerpen berikutnya tak kalah menarik dari dua cerpen pertama. Semuanya mengajak kita untuk bercermin agar semakin bijak dalam berumah tangga. Bukan hanya untuk dikonsumsi para istri, Sakinah Bersamamu juga perlu dibaca para suami agar lebih mengerti, seperti kalimat Asma Nadia di cover buku ini: "Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna, tapi menerima pasangan kita dengan sempurna." [Muchlisin] |
You are subscribed to email updates from Bersama Dakwah To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
No comments:
Post a Comment