Bersama Dakwah |
Pembebasan Shalit Guncang Psikologi Pasukan Israel Posted: 16 Oct 2011 08:40 PM PDT Lima tahun penyanderaan Gilad Shalit yang berakhir dengan pembebasannya oleh Hamas mengguncang psikologi para serdadu Zionis. Pasukan Israel dihinggapi instabilitas kejiwaan menyusul kesadaran bahwa badan intelijen Mossad tidak sehebat yang mereka duga sebelumnya. Selama lima tahun, Mossad tak mampu mengendus keberadaan Shalit di Gaza yang luas total wilayahnya hanya 360 m2. Guncangan psikologis juga dirasakan oleh warga Israel dan menyebabkan mereka semakin menghindari kerja dinas di militer. Ketidaktahuan Israel terhadap keberadaan Shalit selama lima tahun juga memberikan pengaruh besar kepada elit Israel dan pasukannya karena mereka menggunakan segala macam cara baru dari pesawat, keagenan (spionase) dan teknologi tingkat tinggi namun tidak berhasil menemukan Shalit. Demikian pernyataan seorang pakar psikologi seperti dilansir Palestinian Information Center. "Kondisi kejiwaan pasukan Israel saat ini sedang jatuh dan harus diingatkan bahwa elit militer Israel terpaksa menyita telepon genggam pasukannya saat agresi 'Cast lade' ke Gaza dalam karena khawatir akan melarikan diri dari tugas," tambahnya. Shalit sendiri menyatakan bahwa setelah pembebasannya ia tidak akan kembali bekerja dan bertugas di militer Israel. [AN/PIC] |
Al-Azhar Cekal Mushaf Cetakan Cina Posted: 16 Oct 2011 05:12 PM PDT Ulama Al-Azhar melarang peredaran mushaf terbitan Cina di Mesir, karena terdapat kesalahan dalam pencetakan kalam Ilahi tersebut. "Ada banyak kesalahan cetak dalam mushaf buatan Cina. Inilah yang mendorong Al-Azhar melarang peredarannya di Mesir," ujar Direktur Penyusunan dan Terjemahan Al-Azhar Dia'uddin Muhammad, sebagaimana dilansir Al-Sharq Al-Awsat, Ahad (16/10). Untuk diketahui, Al-Azhar dan para ulamanya telah memposisikan diri sebagai pengawas pencetakan Al-Qur'an di Mesir dan sejumlah negara Islam lainnya. Pun demikian, negara-negara Arab dan negara Islam lainnya menjadikan Al-Azhar sebagai referensi dalam pencetakan mushaf Al-Qur'an. Setidaknya, negara-negara Muslim berkonsultasi terlebih dahulu dengan para ulama Al-Azhar sebelum mencetak Al-Qur'an. Oleh sebab itu, Al-Azhar bersikap tegas dalam soal yang dianggap sensitif di dunia Islam tersebut. Mereka tidak menoleransi kesalahan sekecil apa pun. Dewasa ini, pencetakan Al-Qur'an bukan lagi monopoli negara-negara Islam. Cina yang merupakan negara komunis juga terjun dalam bisnis pencetakan Al-Qur'an komersial. Sayangnya, produksi Cina yang murni komersial itu samasekali mengabaikan kesucian Al-Qur'an. Yang paling nyata adalah kesalahan cetak. Padahal dalam penerbitan Al-Qur'an tidak boleh ada kesalahan cetak sama sekali. Dia'uddin juga meminta negara-negara Muslim untuk bersama-sama menuntut Cina menghentikan produksi mushaf tersebut. Selama ini, kata dia, Cina tak pernah berkonsultasi dengan Al-Azhar dalam hal pencetakan mushaf Al-Qur'an. "Mereka hanya peduli dengan keuntungan bisnis, tak peduli dengan pelanggaran ajaran-ajaran agama," tambahnya. [AN/Rpb] |
You are subscribed to email updates from Bersama Dakwah To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
No comments:
Post a Comment